Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Hadiri Perayaan 50 Tahun HIPMI

Ekonomi Global "Kecetit" Termasuk RI, Jokowi Sebut Gara-gara Pandemi dan Perang di Ukraina

RN/HW | Minggu, 12 Juni 2022
Ekonomi Global
Presiden RI Joko Widodo saat sambutan di perayaan 50 Tahun HIPMI
-

RN - Dalam menghadapi persoalan ekonomi global yang tercetit dan tengah dihadapi sejumlah negara termasuk Indonesia.

Presiden RI Joko Widodo disela-sela perayaan 50 Tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang digelar di Jakarta Convention Center minta para pengusaha muda mampu memanfaatkan peluang - peluang di situasi saat ini. 

Di antara peluang itu adalah bidang pangan dan energi. 

BERITA TERKAIT :
Jawaban Malu-Malu Risma Saat Didorong Jadi Gubernur Jakarta 
Yusril Diklaim Jadi Menko Polhukam, Yang Lain Jangan Baper Ya... 

"Saya datang dengan harapan yang penuh kepada para pengusaha muda ini agar terus bisa beradaptasi dengan situasi ekonomi global yang tidak mudah, juga memanfaatkan berbagai peluang di dalamnya," pesan Jokowi dikutip redaksi melalui facebook @jokowi, Minggu (12/06/2022).

Disebutkan Jokowi, ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi Covid-19 serta perang Ukraina, membuat sejumlah negara alami kelangkaan pangan.

"Kita tahu sejumlah negara sedang mengalami kelangkaan pangan akibat ketidakpastian ekonomi global karena pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina. 

Selain menyebabkan kelangkaan pangan. Imbas dari perang Ukraina dan Rusia membuat sejumlah harga komoditas naik.

"Saat ini, harga sejumlah komoditas naik, dari gas alam yang naik 153 persen, batu bara naik 133 persen, minyak naik 58 persen, hingga minyak sawit mentah atau CPO yang naik 207 persen. Di luar itu, dua penghasil gandum dunia yakni Rusia dan Ukraina sedang bermasalah sehingga harga gandum seluruh dunia naik,"tutup Jokowi.

#ekonomi   #global   #kecetit   #jokowi   #joko   #widodo   #presiden   #ri   #ukraina   #rusia