RN - Pasca munculnya FPI Reborn yang menggelar aksi damai dan deklarasi dukungan terhadap Anies Rasyid Baswedan sebagai Presiden di Pilpres 2024. Mobil komando bernopol B 9352 MW yang dikemudikan Ronny mendadak viral di media sosial.
Sayangnya, viralnya mobil komando (mokom) tersebut justru bernarasi negatif. Imbasnya, mobil komando jadi sepi job, dapur keluarga pemilik dan sopir kendaraan terancam tidak berasap alias ngebul. Terlebih karena adanya tudingan bahwa mokom tersebut hanya mengakomodir aksi FPI Reborn semata.
Saat ditemui di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, sopir mobil komando bernama Ronny menyebut, bahwa tudingan yang dialamatkan kepada pihaknya itu salah besar.
BERITA TERKAIT :"Kami ini profesional, menyediakan jasa mobil komando untuk teman-teman yang mau menyampaikan aspirasi dan pendapat pakai pengeras suara," kata Ronny kepada wartawan, Rabu (8/6).
Ia juga membantah bahwa dirinya berafiliasi khusus dengan kelompok tertentu. "Tidak ada kaitannya. Siapapun yang mau pakai mokom itu silakan, kami melayani. Bahkan beberapa kelompok Mahasiswa seperti teman-teman HMI, KAMMI, teman-teman yang pernah bergabung dengan kelompok bela Palestina, bahkan aksi yang tolak vaksin itu kami layani," ujarnya.
"Karena memang ini usaha jasa saja, tidak ada tendensi apapun. Ini hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya saja, tidak lebih," imbuhnya.
Ronny juga mengatakan bahwa selama ini dirinya netral, tidak condong ke kelompok manapun, baik pro maupun kontra dengan pemerintah.
"Ya kalau mau pakai mokom saya, silakan saja, saya menerima. Karena biasa kok kami disewa untuk demo oleh semua kelompok," terangnya.
Menurut Ronny, aksi unjuk rasa tidak dilarang oleh negara, bahkan menyewakan mobil komando untuk demo juga tidak dilarang oleh negara.
"Karena yang saya tahu demo itu kan boleh ya sama undang-undang. Kalau pun ada tendensi apapun itu urusan kelompok itu, tak ada urusannya sama saya, karena saya hanya penyedia jasa saja," tandasnya.
Terkait dengan pasca dirinya menerima order untuk aksi FPI Reborn, Ronny mengaku masih cooling down. Ia memahami ini bagian dari efek samping jasanya.
"Ya kebetulan saja pas jasa saya dipakai ormas FPI Reborn. Saya mendapatkan intimidasi. Tapi saya mau katakan bahwa kami clear tidak ada kaitan khusus dengan mereka, bahkan dengan teman-teman KAMMI, HMI dan siapapun. Hubungan kami profesional, mereka sebagai customer dan saya penyedia jasa," tegasnya.
Selain itu, Ronny juga mengonfirmasi bahwa memang selama ini unit mobil komandonya memang ada di lahan milik Krakatau Steel yang ada di sekitar Menteng. Akan tetapi ia membantah jika disebut mobilnya milik pemerintah atau kelompok manapun.
"Memang saya parkirnya di Krakatau Steel, saya sewa lahan parkir di sana karena memang aman dan aksesnya dekat kemana-mana," kata Ronny.
"Ini murni bisnis saya perorangan, bukan milik plat merah. Jadi yang bilang itu sih fitnah. Banyak pelanggan saya tahu kok. Nanti kalau saya sewa parkir di gedung tertentu dibilang mobil saya punya mereka, ya nggak begitu dong," tambahnya.
Lebih lanjut, Ronny yang mengoperasikan mokom yang saat ini viral gara-gara digunakan oleh kelompok FPI Reborn sedikit menceritakan suka dukanya.
"Ya namanya kita penyedia, ada kalanya suka seperti aksinya damai, bagi-bagi makanan, aksi sedekah, saya juga ikut senang lihatnya," ucapnya.
"Dukanya ya saat aksi teman-teman itu ternyata rusuh, mokom saya yang jadi sasaran, pernah kabel ditarik-tarik sampai putus, mobil saya digebuk-gebuk, ya biasa, itu risiko lapangan," sambungnya.
Pun demikian, ia menjalani bisnis jasa itu hanya sekedar membantu dirinya memenuhi kebutuhan hidup.
"Saya lihat potensi di sini, saya manfaatkan dan alhamdulillah bisa sedikit-sedikit membantu ekonomi keluarga saya. Semua saya jalani ikhlas dan insya Allah barokah," pungkasnya.
Sebelumnya, aksi FPI Reborn yang diselenggarakan pada hari Senin (6/6) di bilangan Monas berlangsung damai. Namun banyak kalangan justru gerah karena kelompok tersebut menyatakan dukungannya kepada Anies Baswedan agar menjadi Presiden di Pilpres 2024.
Sayangnya, kelompok yang gerah justru dari pengurus tanfidzi DPP Front Persaudaraan Islam (FPI) yang dipimpin oleh Habib Muhammad bin Husein Alatas, yang notabane adalah menantu Habib Rizieq Shihab.