Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Direktur MURI Aylawati Sarwono Borong Hasil Kerajinan Tangan di Kendari

Tori | Rabu, 01 Juni 2022
Direktur MURI Aylawati Sarwono Borong Hasil Kerajinan Tangan di Kendari
Direktur MURI Aylawati Sarwono di salah satu pusat penjualan kain tenun di kota Kendari/Ist
-

RN - Selain terkenal dengan wisata bahari, Sulawesi Tenggara (Sultra) juga punya beragam hasil kerajinan tangan dari emas dan perak. Ada pula kain tenun dengan berbagai motif dari Tolaki, Muna, Buton dan Bombana.

Kerajinan tangan khas Sultra cukup digemari banyak wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara.

Seperti antuasiasnya rombongan MURI Jakarta ketika menyambangi pusat penjualan kain tenun dan pengrajin perak emas yang ada di Kota Kendari.

BERITA TERKAIT :
Curhatan Warga Penjaringan Soal Problematika Ijazah Tertahan Hingga Terancam Anak Tak Ikut Ujian
Sistem Batas Usia Masuk SD Negeri Mulai Tuai Keluhan Wali Murid di Jakut

"Kita semua sangat kagum dan memborong hasil kerajinan rakyat berupa kain tenun, kerajinan perak dan juga emas," ujar Direktur MURI Aylawati Sarwono, Selasa (30/5/2022).

Ia melihat kain tenun sebagai salah satu bentuk warisan leluhur dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Bahkan modifikasinya sudah mengikuti gaya hidup dan fesyen, sehingga tidak heran banyak digunakan hingga masyarakat di mancanegara. 

Khusus motif Tolaki adalah primadona di Sultra. Motif ini dicirikan oleh benang emas yang membentuk garis-garis halus dengan akses bunga kecil. Warna khas motif Tolaki menggunakan oranye terang, abu-abu, biru tua, kuning susu, hijau lumut, dan merah pudar. 

"Ternyata tradisi menenun masih berkembang di masyarakat Sulawesi Tenggara, tentu hal ini karena kecintaan masyarakatnya terhadap kain tradisional tersebut," ujar Christina Flowerdew, salah seorang pencinta budaya dari MURI.

Untuk kerajinan peraknya berbeda dengan Yogyakarta. Di Kendari disebut "Kendari Werk" bahasa Belanda yang berarti karya Kendari. 

Pembuatan perak di Kendari masih tradisional, menggunakan kelihaian tangan. Mulai dari pengerjaan batangan perak hingga pemolesan akhir.

"Ukiran perhiasan perak dan emasnya sangat detail dan rapih," puji Christina.