RN - Dunia Pers nasional berkabung. Kabar duka datang dari Margiono.
Mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat yang biasa disapa MG ini wafat pada usia 62 tahun. Informasi wafatnya mantan Ketua PWI Pusat dua periode 2008-2013 dan 2013-2018 mengagetkan semua pihak.
MG wafat pada Selasa (1/2/2022) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Modular Jakarta. Dia lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 31 Desember 1960.
BERITA TERKAIT :MG dimakankan di TPU Jelupang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Dalam prosesi pemakaman, hadir Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan.
Selain di dunia pers, MG juga terlibat secara intens dalam pembentukan Kota Tangsel.
“Beliau adalah tokoh pendiri Tangsel, bapak dari masyarakat Tangsel juga. Kami sangat merasakan kehilangan, beliau selama ini pada wali kota dan saya banyak memberikan sumbangsih dan pemikiran, tenaganya untuk Tangerang Selatan,” kata Pilar Saga.
Gelindingkan Reformasi
MG terpilih menjadi Ketua PWI Pusat menggantikan Tarman Azzam dalam Konggres ke-22 PWI di Aceh. Ia pun resmi terpilih sebagai Ketua PWI Pusat periode 2008-2013.
Terpilihnya bos Rakyat Merdeka Group itu cukup mengejutkan. Sebelumnya kandidat kuat adalah Parni Hadi, Wina Armada, Dhimam Abror, dan Kamsul Hasan (ketua PWI DKI Jakarta).
Nama Ketua Bidang Daerah PWI Pusat tersebut baru muncul pada hari kedua kongres. Namun, kemunculannya langsung menyedot perhatian peserta. Dia dianggap mewakili tokoh muda PWI.
Setelah terpilih, MG menyatakan tekadnya membawa dan menumbuhkan PWI sesuai kekuatan yang dimiliki.
MG memberi judul pidatonya Five Giants of PWI atau Lima Raksasa di Tubuh PWI. Raksasa yang dimaksud Margiono adalah PWI besar, jauh, tinggi, kuat, dan new brand. Maksudnya dalah besar ketokohannya, besar jaringannya, besar organisasinya, tinggi pencapaian dan cita-citanya, serta harus hadir dengan brand baru.
MG kemudian terpilih kedua kali sebagai Ketua PWI Pusat periode 2013-2018. Pemilihan terjadi pada Konggres PWI ke-23 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 19 September 2013.
MG bisa dicatat sebagai salah satu wartawan yang ikut menggelindingkan reformasi. Itu dilakukannya di Majalah D&R dengan cover story tentang Pak Harto. Covernya: gambar Presiden Soeharto berpakain raja dalam kartu King.
Departemen Penerangan kemudian membatalkan SIUPP majalah tersebut. Tamatlah riwayat D&R. Namun Margiono makin eksis setelahnya.
MG menjadi Dirut Harian Rakyat Merdeka (RM). Harian Rakyat Merdeka Group kental betul dengan gayanya. Salah satu headline RM yang terkenal kala itu adalah: "Mulut Megawati Bau Solar". Headline ini menyindir kenaikan harga BBM.
Tajamnya tulisan di RM membuat mereka kerap berurusan di meja hukum. Pengalaman panjang MG membuat Harian Rakyat Merdeka tetap eksis hingga sekarang.
MG sempat mencalonkan diri dalam pemilihan Bupati Tulungagung tahun 2018. "Beliu sosok yang humanis. Ide-ide judul dalam berita menjadi sebuah terobosan dan sangat menggelitik," tegas beberapa wartawan mantan RM Group.