Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Meisya Siregar Tak Setuju dengan Diberlakukannya PTM 100 Persen, Gegara Anaknya Belum Vaksin

DIS/RN | Senin, 03 Januari 2022
Meisya Siregar Tak Setuju dengan Diberlakukannya PTM 100 Persen, Gegara Anaknya Belum Vaksin
-

RN - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menerbitkan kebijakan baru terkait pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di sekolah. Hal tersebut dilakukan lantaran perkembangan Covid-19 yang dianggap mulai membaik di akhir 2021.

Sayangnya, artis Meisya Siregar yang juga merupakan ibu dari tiga anak, merasa kurang setuju dengan diadakannya PTM 100 persen. Terlebih, dua anaknya masih belum melakukan vaksin Covid-19 secara lengkap.

"Aseli. Anak saya Bambang belum vaksin karena masih 5 tahun. Anak kedua Louisa baru vaksin pertama. Denger wacana Pemprov wajibin PTM 100% sih gondok banget," ungkap Meisya Siregar pada akun Instagram Storynya.

BERITA TERKAIT :
54 Juta DPT Masalah, KPU Kerja Yang Bener Dan Jangan Bikin Ulah? 
PTMSI DKI Cari Bibit Atlet Tenis Meja Hingga Tingkat RT

"Mungkin saya 1/100 dari semua orang tua yang kontra dengan kebijakan ini," tambahnya.
Melalui akunnya, istri dari Bebi Romeo ini tampak menandai akun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) beserta para jajarannya. Sebab, IDAI hingga kini masih belum merekomendasikan pelaksanaan PTM dengan kapasitas 100 persen. Terlebih dengan munculnya varian Omicron di Indonesia.

Lewat unggahannya, Meisya berharap agar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, Nadiem Makarim, bisa mengkaji ulang peraturan terkait PTM 100 persen. Ia pun mengaku bingung kemana dirinya harus mengadu terkait ketidaksetujuannya terhadap PTM 100 persen.

"Tidak semua sekolah committed dengan hak sehat, hak hidup, dan hak belajar anak. Tapi plis lah, rekomendasi dari @IDAI_IG, @amanpulungan, @dr.piprim, @drningz, @pandemictalks, bisa dikaji lagi ya mas Menteri @nadiemmakarim. Kalo sekolah bayar penuh tapi 'Boleh' memilih daring dengan cara kasih tugas doang itu gimana?," tuturnya.

"Karena keterbatasan guru yang full ngajar offline? Saya harus mengadu kemana? Karena kalau ngadu ke sekolah saya pasti kalah suara....," tandasnya.