Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Maman Kebelet Maju Jadi Ketum KONI, Padahal Cabor Dayung Bikin Remuk DKI

NS/RN | Minggu, 31 Oktober 2021
Maman Kebelet Maju Jadi Ketum KONI, Padahal Cabor Dayung Bikin Remuk DKI
Wibowo Suseno Wirjawan alias Maman.
-

RN - Wibowo Suseno Wirjawan kebelet maju menjadi Ketua Umum KONI DKI Jakarta. Ketua Umum Pengprov PODSI DKI Jakarta yang akrab disapa Maman ini mengklaim akan membawa ibukota jadi juara umum PON.

Maman akan menconkan diri sebagai Ketua KONI DKI periode 2021-2025. Jakarta Olahraga Satu (JOS) menyebut, ambisi Maman boleh saja menjadi ketua umum. 

Tapi Koordinator Kajian & Survei JOS, Arizal menyatakan, prestasi kontingen Jakarta yang berada diposisi kedua di PON Papua adalah peningkatakan ketimbang di PON 2016 Jabar yang hanya diposisi ketiga.  

BERITA TERKAIT :
Savannah Adamo, Atlet Dayung Cantik Paman Sam

Skuad Jakarta mendapatkan 301 medali dengan rincian 111 emas, 91 perak, 99 perunggu. Sementara Jabar yang merebut juara umum memperoleh 133 emas, 105 perak dan 115 perunggu dengan total 353 medali. 

Posisi kedua Jakarta kedua atau runner-up bisa disebut naik peringkat ketimbang PON tahun 2016 di Jabar. Jakarta memang terbilang telat dalam melakukan pembinaan prestasi Pelatda lantaran pada 2017 terjadi konflik internal dua kubu di KONI DKI Jakarta.

Lantaran konflik, banyak atlet peraih emas pindah ke Jabar, Jawa Timur (Jatim) dan Papua. Mujurnya, DKI bisa bangkit dengan menyusun materi atlet untuk dikirim ke babak kualifikasi atau Pra PON hingga mampu merebut 301 medali.

Pada PON, DKI sempat memimpin perolehan medali dan meninggalkan Jabar dan Jatim. Skaud ibu kota sebelumnya sempat memimpin klasemen medali atau menjadi juara sekitar delapan hari yakni dari Rabu (29/9) hingga Rabu (6/10).

Dari hasil kajian dan survei JOS yang dilakukan di arena PON Papua menyebutkan, awalnya DKI berhasil menyalip tuan rumah, Papua dengan total medali, 9 emas, 2 perak dan 3 perunggu. Di bawah DKI dan Papua, yakni Jabar dan Jatim.

Lalu, pada Rabu (6/10) malam, DKI Jakarta yang mendapatkan 46 emas, 36 perak dan 45 perunggu disalip kontingen Jabar dengan 48 emas, 46 perak dan 50 perunggu. 

Koordinator Kajian & Survei JOS, Arizal mengatakan, dari hasil pantauan di lapangan kontingen DKI Jakarta dan para atlet sudah berjuang habis-habisan. Tapi, skuad Jakarta kedodoran di Cabang Olahraga Dayung. "Dari Dayung-lah tim Jabar mendulang pundi-pundi emas," tegas Arizal dalam siaran pers-nya, Rabu (13/10).  

Arijal menyatakan, di Dayung ada 40 nomor pertandingan dan Jabar mendapatkan sekitar 19-20 emas. Diantaranya, pada nomor pertandingan Canoewing, Rowing dan Perahu Naga alias TBR. 

"Dari jumlah 19-20 emas yang sudah disabet Jabar. DKI hanya 2 emas dan ini menjadi selisih medali yang jauh hingga Jabar mampu memimpin klasemen hingga saat ini," ucap pria yang hobi gowes ini. 

Arijal melanjutkan, dari hasil analisa di lapangan ambruknya perolehan medali emas Jakarta di Dayung adalah menjadi penyebab utama kegagalan DKI Jakarta bisa mempertahankan posisi pertama pada klasemen perolehan medali PON Papua. 

"Artinya ada sumbangsih Maman sebagai ketua cabor Dayung atas gagalnya Jakarta. Semoga Bung Maman bisa berkaca diri," ungkap Arijal. 

Seperti diberitakan, Tim Dayung ada 59 orang yang berangkat ke arena PON Papua. Jumlah itu terdiri dari 44 atlet dan 15 ofisial. Dengan gemuknya jumlah tim Dayung tentunya tidak sebanding dengan perolehan medali emas di PON Papua.

Maman Maju

Gagalnya ibukota menjadi juara umum di PON menjadi alasan Maman ingin memimpin KONI DKI Jakarta.

Maman mengaku, jika dirinya didukung semua Pengprov cabang olahraga menuju KONI DKI satu diperlukan perbaikan semua sektor yang bisa mengangkat kembali DKI Jakarta sebagai juara umum di PON XXI tahun 2024 di Sumut dan Aceh.

“Dengan begitu meraih juara umum di PON dengan dilengkapi pemecahan rekor yang banyak akan lebih bagus lagi. Kendati untuk memenuhi semua itu dibutuhkan pembinaan prestasi atlet dengan waktu yang cukup,”apar Maman.

Maman menyadari, mendapatkan atlet yang berbakat dan berprestasi puncak tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun yang sangat disayangkan, malah ada atlet DKI Jakarta mutasi ke daerah lain. Bahkan saat tampil di PON XX Papua juga menghadiahkan medali emas bagi daerah yang baru diperkuatnya. 

“Kondisi seperti itu yang patut dipertanyakan dan dicari solusinya,” tegas adik kandung dari mantan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan ini.