RN - Museum Vagina yang terletak di wilayah London, Britania Raya itu resmi ditutup. Penutupan museum tersebut dilakukan setelah pihak museum tidak memperpanjang sewanya yang berakhir dalam waktu dekat ini.
Melansir Vice pada Minggu (3/10/2021), Museum Vagina merupakan sarana edukasi untuk menguak hal-hal tabu di sekitar alat kelamin wanita.
Mulai dari anatomi vagina, menstruasi, menopause, kontrasepsi, identitas gender, ritual keagamaan seputar menstruasi, female genital mutilation (FGM), kekerasan seksual, dan kekerasan dalam rumah tangga.
BERITA TERKAIT :Sayangnya, pemilik museum tersebut, yakni grup properti LabTech, tidak memperpanjang sewa museum yang berakhir pada 24 September lalu.
Museum Vagina sejauh ini tidak dapat menemukan sewa di tempat lain yang juga dapat diakses, terjangkau dan di kawasan komersial atau budaya, meskipun bukan karena ingin mencoba.
Museum ini mulai hidup sebagai serangkaian pop-up di Inggris, sebelum menemukan rumah fisik di Stables Market di Camden pada Oktober 2019.
Museum Vagina telah menerima pujian luas dalam beberapa tahun kehadirannya secara fisik di Camden, termasuk dukungan dari bintang-bintang seperti Gillian Anderson.
Terlebih saat mereka membuka pameran Muff Busters: Vagina Myths and How To Fight Them pada 2019 yang berhasil mendatangkan pengunjung hingga 110 ribu orang.
Para pengunjung pun merasakan kebahagiaan bisa mengetahui lebih banyak tentang sejarah menstruasi. Pameran tersebut menerima umpan balik yang positif.
Setelah penutupan ini, Florence Schechter selaku pendiri museum mengatakan bahwa sampai Museum Vagina menemukan tempat baru untuk disewa, pihaknya akan mengoperasikan museum secara online.
"Kami akan bertindak seolah-olah itu adalah pandemi, Itu memberi kami banyak latihan tentang cara beroperasi tanpa ruang fisik. Melakukan banyak hal secara online atau menggelar acara secara online," ujar Florence.
Ini bukanlah pertama kalinya Museum Vagina digelar secara online, bahkan sebelum memiliki tempat fisik di Camden. Museum Vagina setidaknya mencatat kunjungan sekitar 4 juta pengunjung online setiap bulannya. Hanya saja, kini pengunjung tidak bisa datang langsung ke museum untuk sementara waktu.