RADAR NONSTOP - Wasekjen MUI, Tengku Zulkarnain, menyayangkan sikap BIN (Badan Intelijen Negara) yang mempublikasikan hasil surveinya. 41 mesjid di lingkungan kementerian, lembaga, dan BUMN, terpapar radikalisme.
“Ini menimbulkan ketegangan baru, sejak kapan BIN itu doyan mempublikasi kegiatannya. Bukannya BIN itu berkerja senyap, diam dan misterius,” ujar Tengku Zulkarnain dalam wawancara salah satu stasiun tv swasta nasional (18/11/2018).
Wasekjen MUI ini juga mempertanyakan apakah BIN juga melakukan spionase terhadap tempat-tempat ibadah agama lain, bukan cuma Islam. “Kenapa selalu agama Islam yang jadi sorotan, memangnya apa yang salah dengan Islam,” tanya Tengku Zulkarnain.
BERITA TERKAIT :Selanjutnya Tengku Zulkarnain juga mengatakan jangan karena tidak suka dengan ajaran Islam lalu mencari-cari cara untuk terus memojokkan ummat Islam. “Apakah tidak ada paham-paham radikalisme di tempat-tempat beribadah agama lain, selain Islam,” imbuh Tengku Zulkaranain.
Diketahui, BIN menyampaikan sebanyak 41 dari 100 yang ada di lingkungan kementerian, lembaga, dan BUMN, terpapar radikalisme. BIN menjelaskan hal tersebut disimpulkan berdasarkan hasil survei.
"Hasil survei terhadap kegiatan khotbah yang disampaikan beberapa penceramah. Survei dilakukan oleh P3M NU yang hasilnya disampaikan kepada BIN sebagai early warning dan ditindaklanjuti dengan pendalaman dan penelitian lanjutan oleh BIN," kata Jubir Kepala BIN Wawan Hari Purwanto.
Pernyataan soal 41 masjid terpapar radikalisme ini sebelumnya disampaikan oleh Kasubdit di Direktorat 83 BIN Arief Tugiman dalam diskusi Peran Ormas Islam dalam NKRI di Kantor Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Jakarta, Sabtu (17/11/2018).
Wawan menyatakan, keberadaan masjid perlu dijaga dari segala upaya penyebaran kebencian. “Keberadaan masjid di Kementerian/Lembaga dan BUMN perlu dijaga agar penyebaran ujaran kebencian terhadap kalangan tertentu melalui ceramah-ceramah agama tidak mempengaruhi masyarakat dan mendegradasi Islam sebagai agama yang menghormati setiap golongan," tutur Wawan.
"Hal tersebut adalah upaya BIN untuk memberikan early warning dalam rangka meningkatkan kewaspadaan, tetap menjaga sikap toleran dan menghargai kebhinekaan," pungkanya.