Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Metode Kerja Traffic Deck Proyek Kontruksi di Jakarta Potensi Boroskan Anggaran

SN/HW | Selasa, 24 Agustus 2021
Metode Kerja Traffic Deck Proyek Kontruksi di Jakarta Potensi Boroskan Anggaran
-

RN - Di dunia kontruksi, value engginering sangat diperlukan untuk bisa melihat lagi apakah sudah betul pembangunan infrastruktur sudah berdasarkan prinsip efisiensi, penghematan dan efektifitas.

Ketua Alumni Doktor Tekhnik Sipil Universitas Tarumanagara, Haris Muhammadun menyampaikan bahwa ditengah situasi pandemi Covid-19, Anggaran Negara banyak terkontraksi pada kebutuhan kesehatan dan ekonomi. Meski begitu, pembangunan Infrastruktur menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mendongkrak sektor ekonomi saat ini.

"Bagaimana para pelaku kontruksi, baik itu pemerintah maupun pelaku usaha yang lain bisa melaksanakan efisiensi, bisa melaksanakan efektifitas, bisa melakukan penghematan dalam melaksanakan pengambangan infrastruktur. Karena secara umum APBD dan APBN terkontraksi dengan adanya Covid-19," ujar Haris di Jakarta, Selasa (24/8/2021).

BERITA TERKAIT :
BP2MI: Trafficking Dan Perbudakan Masih Rentan Dialami PMI

Lebih lanjut Haris menyontohkan metode yang digunakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam proyek pembangunan MRT Fase 2 CP 202. Haris menilai, metode Traffic Deck yang digunakan pada proyek stasiun Harmoni, Sawah Besar dan Mangga Besar ternyata memerlukan waktu 94 bulan. Padahal, kata Haris, jika tanpa metode tersebut, Pemprov DKI bisa lebih menghemat waktu dan anggaran.

"Nah tanpa Traffic Deck bisa dikerjakan dalam waktu 84 Bulan. Tentunya ada konsekuensi dari dua pilihan ini, kalau menggunakan Traffic Deck cos nya nambah karena waktunya juga ada tambahan pembangunan Traffic Deck yang mesti dilakukan yakni pengalihan arus pada saat melakukan kontruksi," katanya.

Menggunakan Traffic Deck, kata Haris, maka harus membangun sepanjang 1246 meter. Sementara tanpa Traffic Deck, maka hanya ada pembangunan Traffic Deck untuk perlintasan arus saja yakni hanya 90 meter. 

"Pembangunan Traffic deck 90 meter jauh lebih efisien. Setelah dihitung-hitung rata-rata akan menghemat sekitar 500 Miliar," ungkapnya.

Selain itu, ucap Haris, metode traffick deck juga berimplikasi terhadap lalu lintas kendaraan sehingga dimungkinkan akan menyebabkan kemacetan yang tinggi. Untuk itu, ia mengimbau Pemprov DKI mengkaji kembali metode kontruksi yang akan digunakan dalam pengerjaan kontruksi guna lebih menghemat waktu dan anggaran.

"Ini sangat penting agar 500 Miliar ini bisa digunakan untuk kepentingan lain. Kalau tanpa traffic deck, dampak kemacetan tidak separah menggunakan Traffic Deck," tandasnya.