Ustadz Abdul Somad Makin Top, Ceramah Habib Rizieq Paling Didengar
RADAR NONSTOP - Ustadz Abdul Somad makin populer. Dari ceramah kampung ke kampung, kini dai kondang yang biasa disapa UAS itu menjadi nomor satu.
Selain UAS, Ustad Arifin Ilham, Ustadz Yusuf Mansyur, Ustad Aa Gym dan Habib Rizieq Shihab juga para penceramah dan ulama yang paling didengar ummat. Hal ini terungkap dari hasil Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
LSI merilis hasil temuan survei nasional terkait kekuatan 'Ulama dan Efek Elektoral' di pilpres 2019 mendatang. Survei tersebut mencari tahu ihwal siapa sosok ulama yang paling didengar imbauannya oleh jamaah.
BERITA TERKAIT :Pasangan Husain-Asrul Unggul Di Pilgub Maluku Utara
Pilkada DKI Perang Survei, Poltracking Yang Menang RK Dan LSI Yang Unggul Pramono
Hasilnya, ada lima sosok ulama yang dinilai paling banyak diikuti imbauan atau ucapannya oleh masyarakat. UAS, Ustad Arifin Ilham, Ustadz Yusuf Mansyur, Ustad Aa Gym dan Habib Rizieq Shihab.
Namun, UAS menjadi sosok ulama yang paling banyak diikuti iimbauannya oleh sejumlah masyarakat Indonesia. Hal itu terbukti dari seluruh responden yang mengenal UAS, 30,2 persennya menjawab akan mengikuti setiap imbauan dari alumnus universitas Mesir tersebut.
Di posisi selanjutnya ada Ustad Arifin Ilham yang diikuti imbauannya sebesar 25,9 persen. Kemudian ada Ustad Yusuf Mansyur mencapai 24,9 persen, Ustad Aa Gym sebesar 23,5 persen dan Habib Rizieq sebesar 17 persen.
"Pak Ustad Abdul Somad sebagai tokoh ulama yang berpengaruh," kata Peneliti LSI Ikrama Masloman di Kawasan Rawamangun, Jakarta, Rabu (14/11).
Peran kelima ulama tersebut, kata dia, akan sangat penting di pemilihan presiden 2019 mendatang. Pemilih muslim dinilai memiliki potensi lumbung suara terbesar di Indonesia. Selain itu, preferensi masyarakat Indonesia masih mempercayai imbauan dari tokoh pemuka agama.
"Bagi pemilih Indonesia, ulama adalah profesi yang paling didengar imbauannya dibandingkan politisi, penulis, dan profesi lain," pungkasnya.
Sebagai informasi, LSI Denny JA melakukan survei pada 10 hingga 19 Oktober 2018 dengan jumlah responden awal 1.200 responden. Metode yang dipakai yakni multistage random sampling dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dan margin of error plus minus 2,8 persen.
