RADAR NONSTOP - Pilpres 2019 merupakan perjuangan untuk memperbaiki nasib bangsa. Bukan untuk bagi - bagi kue kekuasaan.
Begitu dikatakan oleh petinggi DPP Partai Gerindra, AS Kobalen merespon pernyataan elit Partai Bulan Bintang (PBB).
Kobalen menegaskan partai pengusung Prabowo-Sandi bergabung semata-mata karena kesamaan pandangan perjuangan. Tidak ada yang membawa agenda pribadi partainya.
BERITA TERKAIT :Dengan demikian, Kobalen berpendapat, tidak tepat pernyataan yang dilontarkan Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra mengaitkan antara Pileg dan Pilpres. Apalagi mengunakan analogi perpolitikan di Malaysia.
Menurut Kobalen, apabila kader-kader PBB memang berbuat untuk rakyat, pasti rakyat akan memilihnya.
"Pilpres ini bicara tentang bagaimana memenangkan pimpinan baru dan bukan untuk bagi-bagi kursi perlemen. Kita dan rakyat resah dengan kondisi saat ini. Harga-harga tinggi, pengangguran bertambah, kesehatan dan lainnya. Ini yang menjadi fokus perjuangan kita. Rakyat hari ini sudah sangat cerdas berpolitik, jika kader-kader PBB selama ini memang berbuat untuk rakyat, pasti dipilih rakyat, mengapa harus khawatir tidak terpilih," kata Kobalen di Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Kobalen mengatakan, dirinya tidak keberatan dengan pilihan politik Yusril yang menjadi lawyer Jokowi-Ma'ruf. Sebab dia lebih paham dengan keputusannya.
Namun Kobalen menyayangkan pernyataan Yusril tentang take and give dan mengergaji yang tidak pada tempatnya. Sehingga merasa perlu untuk mengklarifikasi poin-poin tersebut secara jelas berdasarkan kenyataan.
Jika mengingat Pilkada Belitung Timur, ketika Partai Gerindra mengusung kakak kandung Yusril, Yuslih Ihza Mahendra sebagai calon Bupati, Kobalen meminta Yusril untuk membuka kembali ingatannya.
"Silahkan tanya ke Bang Yusril, posisi Gerindra saat Pilkada Belitung Timur sebagai pendukung atau pengusung dan apa yang akan terjadi jika saat itu Gerindra tidak ikut," pungkas Kobalen