RN - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sepertinya sedang main di air keruh. Sebab pria yang biasa disapa Kang Emil ini ikut memanasi pradesain Garuda Istana Negara.
Disain tersebut memang lagi ramai dibahas publik. Bahkan banyak netizen mengritiknya.
Kang Emil sempat meminta pendapat netizen soal pradesain Garuda Istana Negara. Kini Kang Emil berbicara soal akar masalah ramai-ramai pradesain Garuda Istana Negara itu.
BERITA TERKAIT :"Saya, kalau Pak Jokowi memberikan waktu, tentulah ingin memberikan masukan-masukan, terutama di prosesnya," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (5/4/2021).
Ridwan Kamil menyebut penilaian terhadap pradesain Garuda Istana Negara bersifat subjektif. Menurutnya, masyarakat pasti ada yang suka dan tidak suka terhadap pradesain Garuda Istana Negara dan itu tidak jadi masalah.
"Tapi prosesnya sebaiknya dilakukan dengan sayembara yang terbuka seluas-luasnya. Kalau ini kan hasil proses yang sedikit, sehingga merasa tidak terwakili. Makanya kritikannya banyak sekali," ucapnya.
Dia tak ingin ada masyarakat yang menilai nantinya bangunan 'Istana Garuda' tidak ramah lingkungan. Sebab, desain bangunan istana negara di ibu kota baru itu masih sebatas visual.
"Kan belum tahu jeroannya seperti apa, itu baru visualnya. Jangan membedah sesuatu yang tidak terlihat," katanya.
"Ini lebih pada proses, jadi yang dipermasalahkan itu bukan bentuk, bukan sistem. Tapi prosesnya kok tiba-tiba ada desain untuk bangunan yang sangat sakral, tapi proses pelibatan partisipasi masyarakat dalam bentuk sayembaranya tidak transparan," imbuhnya.
Diketahui sebelumnya, pradesain Garuda Istana Negara di ibu kota baru nanti telah beredar di publik dan bikin heboh. Asosiasi arsitek hingga netizen melontarkan kritik keras terhadap desain yang dilengkapi Garuda berukuran besar itu.
Intinya, mereka menilai desain tersebut tidak mencirikan kemajuan peradaban bangsa Indonesia di era digital dengan visi yang berkemajuan, era bangunan emisi rendah, dan pasca-COVID-19 (new normal). Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun akhirnya buka suara menanggapi kehebohan tersebut.
Dikutip melalui akun Instagram resminya, @jokowi, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan tahun lalu Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) mengundang beberapa arsitek dan seniman untuk memberikan masukan dan gagasan mengenai bangunan ikonik di ibu kota negara yang baru.
"Sejumlah usulan pun masuk. Salah satunya adalah pradesain Istana Negara karya seniman patung kenamaan Nyoman Nuarta ini. Usulan beliau sarat dengan filosofi lambang Burung Garuda sebagai pemersatu bangsa sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika," terang Jokowi dalam akun Instagram @jokowi, Jumat (2/4).
Namun, Jokowi menegaskan, karya pematung Nyoman Nuarta itu masih pradesain atau dengan kata lain masih usulan dan butuh masukan dari berbagai pihak.
"Usulan ini, sekali lagi, masih pada tahap pradesain. Karena itu, saya sangat mengharapkan masukan dari Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara semua tentang pradesain Istana Negara ini. Saya menginginkan Istana Negara tidak hanya dikenang sebagai tempat Presiden bekerja atau menjadi simbol kebanggaan bangsa, tapi juga mencerminkan kemajuan bangsa," tutur Jokowi.
"Dengan masukan-masukan itu nantinya, saya akan mengundang kembali para arsitek dan para ahli lainnya untuk melakukan pengayaan pradesain menjadi basic design Istana Negara," sambungnya.