RN - Pandemi Corona membuat porak poranda ekonomi di DKI. Walau banyak PHK dan UMKM macet, tapi penambahan penduduk miskin di ibu kota tergolong kecil.
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta melaporkan persentase penduduk miskin di Jakarta bertambah 0,16 persen yakni dari 4,53 persen per Maret 2020 menjadi 4,69 persen (496.840 jiwa) per September 2020.
"Ada kenaikan 0,16 persen, namun kenaikan ini relatif masih kecil," kata Kepala BPS DKI Jakarta, Buyung Airlangga.
BERITA TERKAIT :Buyung menjelaskan hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) menyebutkan penduduk miskin itu tersebar di Jakarta Selatan sebanyak 78.210 jiwa, Jakarta Timur sebanyak 122.930 jiwa, Jakarta Pusat sebanyak 41.920 jiwa, Jakarta Barat sebanyak 110.940 jiwa, Jakarta Utara sebanyak 123.650 jiwa dan Kepulauan Seribu sebanyak 3.630 jiwa.
Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan, yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan dan bukan makanan).
Sementara penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Buyung mengatakan garis kemiskinan per September 2020 sebesar Rp 683.339 per kapita per bulan. Angka itu naik dibandingkan bulan Maret 2020 sebesar Rp 680.401 per kapita per bulan.
Sementara, garis kemiskinan untuk rumah tangga miskin di DKI Jakarta per September 2020 sebesar Rp 3,89 juta, dengan asumsi satu rumah tangga miskin memiliki 5-6 orang anggota rumah tangga.