Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Amerika Serikat Bereaksi

Kudeta Myanmar, Presiden Dan Aung San Suu Kyi Ditahan Kubu Militer

NS/RN/NET | Senin, 01 Februari 2021
Kudeta Myanmar, Presiden Dan Aung San Suu Kyi Ditahan Kubu Militer
Presiden Myanmar, Win Myint dan San Suu Kyi.
-

RN - Suhu politik Myanmar panas. Presiden Myanmar Win Mynt, San Suu Kyi serta seluruh pejabat ditahan kubu militer. 

Pemerintah Amerika Serikat menyerukan militer Myanmar untuk membebaskan para pejabat Myanmar yang ditahan, termasuk Aung San Suu Kyi, dan mengancam akan adanya respons Washington atas dugaan kudeta di negara itu.

Dilansir AFP, Senin (1/2/2021), Suu Kyi dan Presiden Myanmar Win Mynt ditahan setelah beberapa minggu terjadi peningkatan ketegangan antara militer dan pemerintah sipil atas tuduhan kecurangan dalam pemilihan umum pada November 2020 lalu.

BERITA TERKAIT :
Dudung Tokoh Teladan Militer Indonesia, Bisa Jadi Inspirasi Generasi Mendatang
Bidadari Bulutangkis Myanmar Pose Manja Usai SEA Games

"Amerika Serikat menentang setiap upaya untuk mengubah hasil pemilu atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar, dan akan mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab jika langkah-langkah ini tidak dibatalkan," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan.

Militer Myanmar pekan lalu mengisyaratkan pihaknya dapat merebut kekuasaan untuk menyelesaikan klaim penyimpangan dalam pemungutan suara, yang dimenangkan dengan mudah oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang menaungi Suu Kyi.

Sebelumnya, Myo Nyunt, juru bicara Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) yang menaungi Suu Kyi dan kini berkuasa di Myanmar, membenarkan kabar penahanan Suu Kyi oleh militer Myanmar.

Myo Nyunt menuturkan bahwa Suu Kyi dan beberapa tokoh senior pemerintahan lainnya ditahan di ibu kota Naypyitaw. Salah satu tokoh senior yang ditahan adalah Presiden Myanmar, Win Myint.

Dia juga menambahkan bahwa beberapa menteri dari negara bagian besar di Myanmar juga ditahan oleh militer.

"Militer tampaknya menguasai ibu kota sekarang," imbuhnya.