RADAR NONSTOP - Dukungan kepada anggota Fraksi Partai Golkar, Jamaludin untuk terus menyuarakan aspirasi putra daerah terus mengalir.
Hibah Rp100 miliar untuk bangun sekolah yang nantinya akan menjadi kawah candradimuka (tempat penggemblengan) calon - calon pemimpin bangsa dari suku Betawi.
Tidak hanya itu, nantinya sekolah tersebut akan dijadikan sebagai pusat pengembangan seni dan budaya Betawi secara terarah serta terstruktur dengan manajerial yang baik. Bukan sekedar seremonial semata seperti yang ada saat ini.
BERITA TERKAIT :“Kami para sepuh, orang tua dan tokoh - tokoh Betawi sangat mendukung inisiatif dan ide cermerlang Bang Jamaludin. Mestinya sejak dulu hal seperti ini sudah terpikirkan,” ujar tokoh Betawi asal Rawa Belong, Kemanggisan, Jakarta Barat, Haji Rauf saat bertandang ke Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta, Senin (26/10/2020).
“Namun tidak ada kata terlambat, alhamdulillah saat ini ada bang Jamaludin Betawi asli Rawa Bambon yang mencetuskan ide cemerlang itu,” imbuh Haji Rauf yang mengaku sebagai turun ke 19 pahlawan Betawi ‘Bang Pitung’ ini.
Haji Rauf juga mengatakan, dana hibah Rp100 miliar yang dibutuhkan Bamus Betawi untuk membangun sekolah mulai dari SD, SMP, SMA hingga Strata 1 (S1) jika dibandingkan dengan APBD DKI Jakarta dalam setiap tahunnya di atas Rp80 triliun lebih sangatlah kecil.
“Rp100 miliar itu ibarat hanya embun di gelas yang berisi air dingin. Jelas tidak ada apa - apanya. Dan jika tidak diberikan itu namanya keterlaluan. Apalagi peruntukan hibah ini arahnya jelas dan bukan untuk serimonial seperti yang dilakukan belakangan ini,” tegas Haji Rauf yang mengaku, bahwa kedatangannya ke Fraksi Golkar sebagai perwakilan beberapa tokoh Betawi lainnya.
Haji Rauf juga mengatakan, hibah Rp100 miliar yang disuarakan oleh Jamaludin bukanlah permintaan. Sebab, orang Betawi tidak suka jadi pengemis. Akan tetapi mengingat keberadaan Pemprov DKI Jakarta yang domisilinya di tanah Betawi, sudah seyognya memberikan anggaran hibah tersebut.
“Orang Betawi itu ceplas - ceplos, kalau gue minta ya minta, kalau gue nyolong ya nyolong. Nah ini kita tidak minta dan juga tidak nyolong. Tapi mohon Pemprov DKI Jakarta memiliki kebijaksanaan untuk mensejahterakan Betawi sebagai tuan rumah di Ibu Kota,” bebernya.
Untuk mencapai kesejahtraan tersebut, tentu saja langkah awal atau dasarnya dengan memberikan ruang seluas - luasnya bagi generasi - generasi Betawi mengeyam pendidikan dan pemahaman tentang sosial budaya Betawi.
“Jadi konsep dari sekolahan tersebut nantinya seperti Boarding School, dimana para generasi muda Betawi didik tidak hanya itelektual saja, tapi juga silat Betawi, kesenian Betawi, membatik dan segala macam yang berbau Betawi,” paparnya.
Sementara itu, Jamaludin (anggota Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta) menambahkan, nantinya semua pelajar yang masuk dalam sekolah tersebut tidak dipungut biaya satu sen pun. Semuanya gratis, masuk SD keluar atau lulus sudah jadi sarjana.
“Pemprov tidak usah takut, jika pembiayaan sekolah tersebut nantinya akan membebani APDB terus menerus. Pemprov cukup memberikan dana awal atau hibah Rp100 miliar. Atau bila perlu dana tersebut tetap di kas daerah juga tidak apa - apa. Dalam artian yang langsung membayar lahan dan pembiayaan pembangun langsung ditangani oleh Pemprov tidak ada masalah, yang bagi kami (masyarakat Betawi) sekolah tersebut berdiri,” tegas Jamaludin.
Selanjutnya, untuk pembiayaan operasional sekolah tersebut, lanjut Jamal, nanti melalui Perda. “Polanya seperti apa, nanti kita ungkap ke publik secara transparan dan jelas, untuk saat ini yang penting adalah memperjuangkan aspirasi putra daerah dulu mendirikan sekolahan tersebut,” pungkas Jamaludin.