Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Politisi Gerindra Ini Tidak Suka Pelajar Ikut Demo Tolak Omnibus Law UU Ciptaker

RN/CR | Sabtu, 10 Oktober 2020
Politisi Gerindra Ini Tidak Suka Pelajar Ikut Demo Tolak Omnibus Law UU Ciptaker
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria -Net
-

RADAR NONSTOP - Politisi Partai Gerindra yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria tidak suka pelajar turun ke jalan menolak Omnibus Law Undang  - Undang Cipta Kerja.

"Siswa kan seharusnya belajar dari rumah," kata Riza yang juga Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta ini, Jumat (9/10), menanggapi 60 persen pelaku unjuk rasa yang diamankan polisi berusia di bawah 19 tahun.

Terkait hal itu, Riza (Wagub DKI pilihan politisi Kebon Sirih) mengusulkan agar urusan protes menolak Undang-undang Cipta Kerja menjadi urusan mahasiswa dan buruh.

BERITA TERKAIT :
Bang Zaki Daftar Penjaringan Bakal Calon Bupati Paluta ke Demokrat
Ponakan Prabowo (Saras) Siap Rebut Kursi Gubernur DKI, Ariza Siap-Siap Amsiong  

"Adik-adik kalau pelajar saran saya ya belajar. Sedangkan urusan demo itu biarlah bagi mereka yang sudah dewasa, yaitu para buruh sama mahasiswa," kata Riza di Balaikota Jakarta.

Terkait dengan pendemo yang diamankan pihak kepolisian, Riza menyebutkan bahwa mereka semua diperlakukan dengan baik dan sebagian sudah diizinkan pulang ke rumah masing-masing.

"Alhamdulillah di Polda ditangani dengan baik diberi makan bahkan Shalat berjamaah, diberikan masker. Mulai tadi pagi secara bertahap dikembalikan ke rumah masing-masing dengan pihak keluarga atau pihak sekolah yang mengambil dan hari ini mudah-mudahan selesai," ucapnya.

Dia menyebut, saat ini tersisa 256 pendemo yang masih ditahan oleh pihak Kepolisian, karena terbukti melakukan tindakan anarkis saat berunjuk rasa.

"Sisanya 256 akan didalami karena ada bukti-bukti melakukan perusakan," tuturnya.

Diinformasikan, saat ini ada sekitar 25 halte Transjakarta yang dibakar dan dirusak massa tak dikenal, sekitar sepuluh pos polisi dibakar, Gedung Kementerian ESDM termasuk gedung sebelahnya Wisma Antara mengalami kerusakan dan beberapa jalan ditutup dan mengalami kerusakan karena pembakaran material pembatas jalan, imbas dari demonstrasi memprotes Undang-undang Cipta Kerja pada Kamis (8/10/2020).