RADAR NONSTOP - Anak STM memang bernyali besar. Mereka, hadir dalam aksi demo menolak UU Cipta Karya.
Tanpa rasa takut, para pelajar ini sering berdiri paling depan dalam aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa.
Polda Metro Jaya mengaku berhasil mengamankan 1.192 orang, yang diduga akan menjadi perusuh saat demonstrasi tolak Omnibus Law Cipta Kerja di Ibu Kota. Mereka ditangkap sebelum melakukan aksi unjuk rasa bersama massa lainnya.
BERITA TERKAIT :“Sampai dengan detik ini memang ada 1.192 kita amankan, sebelum dilakukan rusuh itu memang kita lakukan razia,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Jumat (9/10/2020).
Yusri menyatakan, razia ini sengaja dilakukan untuk mengantisipasi adanya kericuhan yang ditunggangi oleh kelompok anarko.
“Ini preventif pencegahan, karena kita tahu mereka mau bikin rusuh kita kurangi, segitu saja masih ramai,” bebernya.
Yusri melanjutkan, bahwa dari 1.192 orang yang diamankan itu, kebanyakan berasal dari Bogor, Karawang, Banten, hingga Purwakarta. Selain itu, lanjut Yusri, 1.192 orang yang diamankan itu, setengahnya adalah pelajar STM.
“Hampir setengahnya pelajar STM dari 1.192,” beber dia.
Lebih lanjut Yusri memaparkan bahwa dari 1.192 orang yang diamankan, sebanyak 34 diantaranya dinyatakan reaktif Covid-19. Mengikuti protokol kesehatan ini pun mereka menjalani isolasi di Wisma Atlet, Kemayoran.
“Secara protokol kita harus isolasi di Wisma Atlet, dan dilakukan swab di sana untuk bisa memastikan kondisi mereka terjangkit atau tidak, karena kita menggunakan tracking dengan reaktif. Dan 34 ini masih ada di Wisma Atlet,” tandasnya.
Sementara Fadli, siswa SMK di Jakarta yang ikut demo mengatakan, kalau dirinya bersama 50 temannya memang hadir dalam aksi tolak UU Cipta Karya. "Kami ini bukan perusuh. Kami tak mau masa depan kami hanya jadi budak," ungkapnya saat dihubungi wartawan.
Kata dia, dirinya ikut demo karena terpanggil membantu kakak mahasiswa. "Kami tak rela mahasiswa digebukin," ucapnya.