RADAR NONSTOP - Ketua Laboratory of Indonesian Global Study (LIGS) FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Usni Hasanudin, menyatakan, Workshop Group on Women and Preventing/Countering Violent Extremism (WGWC) memegang peran penting dalam penempatan hak-hak perempuan. Bukan cuma untuk menangkal, tapi menjadi benteng pertahanan bangsa Indonesia dalam memerangi ekstremisme, radikalisme, dan terorisme.
"Yang saat ini bukan saja dilakukan oleh pria, tapi perempuan juga sudah menjadi bagian dari perilaku ekstremisme, radikalisme, dan terorisme," ujarnya saat kegiatan di Tangerang Selatan, Banten, Jumat (5/10/2018). Acara diadakan LIGS FISIP UMJ bersama WGWC hingga esok (6/10).
Pada kesempatan sama, Komisioner Komnas Perempuan, Riri Khoriroh, juga menyatakan hal sama. Pelaku ekstremisme tak cuma melibatkan laki-laki, namun juga anak-anak dan perempuan, seperti kasus di Surabaya, Jawa Timur, beberapa bulan silam.
BERITA TERKAIT :Karenanya, lanjut Riri, pentingnya pencegahan dan penanggulangan oleh seluruh elemen sipil di tingkat akar rumput, selain pemerintah. Hal tersebut, menjadi dasar dijalankannya Program WCWG, di mana melibatkan sejumlah instansi pemerintah dan organisasi masyarakat.
"Seperti Aisyiah, Fatayat NU, organisasi daerah, LSM-LSM, serta lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki kepentingan dalam program ini," bebernya. Tujuannya, memperkuat peran perempuan dengan memberikan pemahaman terkait tahapan tindakan radikalisme.
Dengan begitu, harap Riri, kaum perempuan dapat berperan langsung dalam menangkal ekstremisme. "Di samping itu, program ini sangat penting untuk dijadikan masukan dalam rangka memberikan rumusan pencegahan sekaligus penanggulangan bagi pemerintah," tutupnya.