RADAR NONSTOP-Ada delapan anggota DPR RI millenial yang kini duduk di parlemen untuk periode 2019-2024.
Namun dari sisi pembentukan opini publik di media massa, politikus millenial belum banyak bersuara dan mewarnai pertarungan opini pada kurun Oktober 2019.
Sepanjang Oktober 2019, terhitung hanya 203 anggota DPR RI yang dikutip pernyataannya oleh media cetak dan online. Data ini dihitung dari 1.765 judul berita yang diolah dari pemberitaan dua media online serta empat media cetak. Kedua media online tersebut adalah detik.com dan tribunnews.com. Sementara itu media cetak yang dijadikan unit analisis adalah Kompas, Koran Sindo, Koran Tempo, dan Rakyat Merdeka.
BERITA TERKAIT :Dari 1.765 judul berita yang dijadikan unit analisis, hanya 45 publikasi yang mengutip politikus millenial sebagai narasumber berita. Artinya, dari 1.700 lebih judul berita, anggota DPR RI millenial baru mengisi 2,5 persen ruang publikasi di enam media massa yang dijadikan unit analisis. Sementara itu, ada 177 judul berita yang mengutip pernyataan politikus muda yakni politikus yang berusia 31-40 tahun.
“Ini merupakan temuan yang sangat menarik. Diskusi publik seputar generasi millenial yang begitu ramai ternyata tidak diikuti dengan kemampuan politikus millenial untuk ikut serta meramaikan wacana di media massa. Padahal mereka saat ini sudah menjadi politikus nasional,” ujar Dian Permata, peneliti Founding Fathers House Jakarta pada Minggu (01/12/19).
Dian Permata menambahkan, dari hasil olah data terlihat bahwa politikus millenial yang usianya di bawah 31 tahun harus bersaing dengan politikus muda yang persentase pemberitaannya di enam media massa mencapai 10%. Bila dihitung secara total, maka pemberitaan yang mengutip politikus millenial dan politikus muda mencapai 12,5 persen.
“Artinya, politikus berusia 41 hingga 60 tahun mendominasi pemberitaan di enam media massa yang kami jadikan unit analisis. Dari data tersebut, sudah saatnya anggota DPR RI millenial ini ikut merespon isu-isu politik yang bergulir secara dinamis,” tegas Dian Permata yang juga menjadi anggota tim pakar pemerintah Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Dian mencontohkan Hillary Brigita Lasut. Anggota DPR millennial dari Fraksi Partai Nasdem terbilang mendapat atensi media di awal kemunculannya sejak dilantik.
Adalah usia muda yang menjadi pematik publikasi soal Hillary. Itu terlihat dari data pada minggu pertama hingga kedua. Namun, pada minggu ketiga dan keempat, porsi kemunculan tidak ada sama sekali. “Joss di awal, Ambyar kemudian,”.