Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Golkar Panas Lagi, Airlangga Jangan Anggap Remeh Kubu Bamsoet 

NS/RN | Minggu, 24 November 2019
Golkar Panas Lagi, Airlangga Jangan Anggap Remeh Kubu Bamsoet 
Bamsoet dan Airlangga.
-

RADAR NONSTOP - Golkar kembali panas. Bambang Soesatyo secara terbuka sudah siap maju sebagai ketua umum pada Musyawarah Nasional (Munas) yang akan digelar Desember 2019.

Ketua MPR yang akrab disapa Bamsoet jangan dianggap remeh. Politisi senior ini ternyata mendapat dukungan deras dari DPD tingkat II dan I. 

Tapi, mereka yang mendukung Bamsoet masih diam-diam. Mereka enggan muncul karena takut kena depak dari struktur partai. 

BERITA TERKAIT :
Musuh Airin Di Banten Belum Muncul, Gerindra: Tunggu Dulu & Slow Lah
Jokowi Tak Cawe-Cawe Di Pilkada 2024, Emang Sudah Siap Kalau Bobby Kalah Di Sumut?

Majunya Bamsoet lantaran Airlangga Hartarto melanggar komitmen. Bamsoet mengklaim kalau dirinya dengan Airlangga ada beberapa kesepakatan.

Agreement itu yaitu Golkar harus kondusif jelang pelantikan Presiden-Wapres terpilih pada Oktober 2019, apalagi saat itu terjadi demonstrasi mahasiswa.

Bamsoet menjelaskan, saat itu dirinya bersedia dicalonkan menjadi Ketua MPR oleh Partai Golkar dengan suatu kondisi bahwa seluruh pendukungnya harus ada juga upaya rekonsiliasi kedua belah pihak.

Menurut dia, dalam kesepakatan yang disaksikan Agus Gumiwang dan Adies Kadir itu, terdapat komitmen bahwa para pendukung Bamsoet dipulihkan kembali posisinya ke semula dan dirangkul dalam penyusunan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPR dan kepengurusan Partai Golkar.

"Komitmen itu kemudian disanggupi, maka kami berdua berjabat tangan. Berjalanlah proses bahwa kami berdua 'cooling down' untuk kepentingan sebesar-besarnya kondisi negara saat itu yang gaduh dan Golkar memulainya dengan situasi yang kondusif," ujarnya.

Namun, dalam perjalanannya kata Bamsoet, bukan rekonsiliasi yang ditunjukkan dengan merangkul dan memulihkan posisi-posisi para pendukungnya, tetapi mereka digeser ke komisi yang bukan bidangnya atau tidak diminati.

Peristiwa itu menurut Bamsoet yang membuat dirinya dalam posisi sulit dan tidak bisa terus menerus berpegang pada posisi 'cooling down', karena dirinya berprinsip tidak pernah melanggar komitmen.

"Dan yang paling membuat hati saya miris adalah tenaga ahli fraksi Partai Golkar yang sebetulnya tidak tahu-menahu, tidak punya dosa apa-apa karena mendukung saya, mereka kemudian diberhentikan dan diganti dengan yang lain," katanya.

Dia menegaskan bahwa dirinya maju sebagai caketum Golkar tujuannya untuk menjaga keutuhan dan mengembalikan khitah perjuangan partai karena ada pihak-pihak yang terzalimi.

Menurut dia, para senior Golkar juga telah memberikan dukungan kepada dirinya untuk tetap maju dalam pertarungan Munas Golkar pada 3-6 Desember mendatang.

"Dan saya punya kewajiban untuk memperbaiki tata kelola partai yang selama ini tidak dirasakan oleh daerah-daerah, tidak dirasakan bahwa partai mengayomi kawan-kawan di daerah sehingga perolehan suara Golkar menjadi merosot," katanya.