RADAR NONSTOP - Lagi, kabar miring mencuat di ranah publik akan boroknya di tubuh Sekretariat DPRD Kota Bekasi. Kali ini terkait soal pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK).
"Banyak pembelian fiktif soal ATK. Salah satunya terkait pembelian pita printer, tinta, kertas HVS dan barang-barang habis pakai lainnya. Itu semua realisasinya hanya untuk 6 bulan, sementara keuangannya cair untuk 12 bulan. Jadi, yang 6 bulan diduga fiktif dan masuk kantong pribadi," ungkap narasumber RADAR NONSTOP (Rakyat Merdeka Group) yang dipertanggungjawabkan dan meminta namanya untuk tidak disebutkan, Jumat (27/9).
Terpisah, narasumber yang berbeda namun sama-sama dari internal Sekretariat DPRD Kota Bekasi turut mengungkapkan, kalau sejak 2018 mereka beli ATK pakai uang sendiri.
"Tahun 2018, 3 bulan lamanya kami malah beli ATK sendiri pakai uang pribadi, seperti tinta dan HVS. Pertanyaannya, ke mana anggaran yang dianggarkan sama APBD selama ini?," paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris DPRD Kota Bekasi, Muhammad Ridwan saat dikonfirmasi membantah atas pembelian pita printer, tinta, kertas HVS dan barang-barang lainnya itu semua realisasinya hanya untuk 6 bulan sementara keuangannya cair untuk 12 bulan.
"Alhamdulilah semua sesuai mekanisme. Minimal tiap triwulan ada pemeriksaan dari Inspektorat. Nantinya takut jadi alibi, apakah dia niat mengadu domba, atau apa. Kalau ada bukti, silahkan laporkan ke saya. Biar nyaman, jangan cari kesalahan orang. Terimakasih ini untuk informasinya. Yang pasti saya tidak mungkin menyalahkan staf saya kalau tidak ada bukti yang jelas," pungkasnya.
Ridwan menjelaskan, mungkin anak buahnya yang melakukan, tapi bukan berarti dirinya bisa bersikap ke staf saya kalau tidak ada bukti.
Sayang, saat coba dikonfirmasi terkait dugaan Korupsi tersebut, Toto, selaku Kabag Umum Sekretaris DPRD Kota Bekasi malah menghindar dan melempar ke Lusiana selaku PPID Sekretaris DPRD.