RADAR NONSTOP - Selain membakar kantor pemerintah, massa perusuh di Wamena juga menyerang sejumlah pelajar SMA PGRI Yayasan Pendidikan Islam atau YAPIS, Senin (23/9/2019).
Begitu dikatakan Kapolda Papua, Irjen Pol Rudolf Albert Rodia saat mengungkapkan kronologis kerusuhan di Papua. Dikatakannya, dikutip dari vivanews, awalnya kerusuhan bermula dari keributan antara pelajar pada Senin, (23/9/ 2019) pagi.
Kejadian berawal pada pukul 07.25 wib bertempat di Jalan Yos Sudarso distrik Kabupaten Jayawijaya. Rudolf memastikan, apa yang terjadi ini adalah karena kesalahpahaman.
BERITA TERKAIT :Menurut informasi, terjadi penyerangan dari sejumlah pelajar SMA PGRI di Jalan Bhayangkara, Kota Wamena. Aksi ini juga diikuti sejumlah masyarakat. Diperkirakan jumlah mereka mencapai 200 orang. Penyerangan dilakukan terhadap sekolah Yayasan Pendidikan Islam atau YAPIS di Kota Wamena.
Kerusuhan ini masih berlangsung, sejumlah massa masih terlihat bergerak dalam bentuk kelompok di Kota Wamena. Sementara informasi di lokasi, pergerakan masa memang terlihat terpecah. Ada yang berkumpul di kantor bupati, yang jumlahnya mencapai 500 orang. Kemudian ada masaa yang masih bergerak mencapai 200 orang. Mereka berada di sekitaran Bank Papua.
Kemudian sebagian massa lain juga masih bergerak dan sempat melakukan pembakaran ruko-ruko di Jalan Sapi Darwi. Lalu titik kumpul massa yang lain berada di Perempatan Homhom yang mencapai 150 orang. Di Jalan Sudirman mencapai 100 orang dan yang berkumpul di jalan-jalan mencapai lebih dari 100 orang lebih.
Aksi Pukul 10.15 wit, di kantor bupati di Jalan Yos Sudarso juga melakukan tindakan anarkis dengan melempari kantor bupati dengan batu. Saat ini berdasarkan pantauan, aktifitas perekonomian dan sekolah termasuk kantor pemerintah dan swasta lumpuh. Masyarakat berkumpul di kantor Polres, kantor Kodim dan Koramil
Kemudian pada pukul 10.27 wit, dilaporkan terjadi pembakaran di kantor Otomomi Daerah di kawasan Jalan Yos Sudarso.
Kapolda Papua, Irjen Pol Rudolf Albert Rodja menjelaskan, petugas Brimob bersama personel TNI telah memukul mundur pelajar dan masyarakat yang termakan isu dan melakukan perusakan serta pembakaran.
"Ini kesalahpahaman saja, menyebar ke warga. Massa didesak Brimob, Pak Bupati juga sudah menenangkan pelajar, ini dipastikan hanya isu," pungkasnya.