RADAR NONSTOP - Anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PDI Perjuangan, Nicodemus Godjang merasa berang, setelah mendengar kabar Kepala SDN Pekayon Jaya III, Bekasi Selatan, Mahfud yang sebelumnya dikabarkan tengah menderita gejala stroke, tiba-tiba diganti dengan Kepsek baru.
Nico panggilan akrab Nicodemus Godjang menilai, Pemkot Bekasi tidak becus dalam mengawasi jajaran SKPD di bawahnya (Dinas Pendidikan). Ia menambahkan, Kepsek lama yang sakit telah dijadikan tumbal untuk menutupi kebobrokan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi.
“Inilah bukti jika pimpinan Pemkot Bekasi tidak becus dalam menjalankan fungsinya dengan mengorbankan bawahan yang berani berkata jujur. Padahal semua peristiwa yang terjadi di SDN Pekayon Jaya III, karena ketidakbecusan Pemkot Bekasi,” ujarnya kepada RADAR NONSTOP (Rakyat Merdeka Group), Jumat (20/9).
Seharusnya, menurut Nico, yang bertanggungjawab adalah Disdik karena pihak sekolah sudah berkali-kali meminta agar diadakan meubelair, tapi tidak pernah digubris. Pergantian kepsek adalah bagian dari menutupi kesalahan Pemkot Bekasi.
“Disdik harus dievaluasi, bukan malah Kepsek dan jajarannya. Walikota tidak becus dalam menyikapi peristiwa, ini sangat diskriminatif. Apakah karena diviralkan pihak sekolah sehingga kepsek yang dipecat? Sangat jelas pemecatan kepsek karena viralnya video itu, Walikota diskriminatif dan tidak profesional,” tegasnya.
Menurut Nico, Kepsek dipromosikan atau dipertahankan karena sudah memperjuangkan hak-hak anak didik.
“Kalau tidak viral mungkin siswa masih ngedeprok belajarnya. Kok malah diganti? Yang wajib dievaluasi adalah Disdik dan jajarannya. Termasuk Walikota, karena tidak peka dengan kondisi dan laporan pihak sekolah yang setiap saat memohon untuk diadakan meubelair, 2 tahun itu waktu yang cukup lama,” ujarnya kesal.
Seperti yang diketahui, murid SDN Pekayon Jaya III, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, hampir dua tahun duduk di lantai kelas saat kegiatan belajar-mengajar karena tidak punya meja dan kursi. Ada enam ruangan kelas (tanpa meja-kursi). Ada kelas 6A, 6B, 5B, 2A 2B, dan 1B.
Enam kelas tersebut berada di gedung baru yang rampung dibangun Desember 2017 lalu. Artinya, sudah 1 tahun 9 bulan kelas-kelas tersebut tak dilengkapi meja-kursi.