Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Pemilih Pepen Kecewa

Pedagang Pasar Family Mart: Tak Ada Sentuhan Pemkot Bekasi Buat Kami

YUD | Senin, 16 September 2019
Pedagang Pasar Family Mart: Tak Ada Sentuhan Pemkot Bekasi Buat Kami
Kartika, pedagang Pasar Family Mart, Harapan Indah Kota Bekasi
-

RADAR NONSTOP - Kartika, salah seorang pedagang Pasar Family Mart di kawasan Perumahan Harapan Indah, Kelurahan Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi mengatakan, dirinya membayar retribusi sesuai yang ditentukan Pemkot Bekasi.

Sehingga, menurut Kartika, pedagang berhak juga mendapatkan sentuhan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.

"Kembalikan retribusi yang kami berikan itu oleh Pemkot Bekasi, entah itu gedung yang layak. Kalau ini benar jadi direvitalisasi dan dengan harga yang terjangkau oleh para pedagang, terutama pedagang lama karena mereka sudah punya, artinya beli dari jaman HDP," tegas Kartika (52), warga Taman Harapan Baru, kepada RADAR NONSTOP (Rakyat Merdeka Group), Senin (16/9).

Kartika menambahkan, ibarat kata jangan karena sudah ditenderkan dengan pihak ketiga terus harga naik berlipat-lipat melambung, tak terjangkau.

"2016, kita pernah bertemu makan bareng Walikota Bekasi, Rahmat Effendi, itu dia menjanjikan dibangun lapak dengan harga Rp 17 juta - Rp 19 juta, itu paling mahal untuk penggunaan selama 20 tahun, perlapak loh bukan permeter, namun sekarang karena di pihak ketigakan satu meternya Rp 13 juta, itu lapak loh ya. Dan ini masih proses karena revitalisasi belum berjalan, jadi kita masih nego masalah harga," terangnya.

Saat disinggung soal perhatian Pemkot Bekasi terhadap para pedagang, Kartika menegaskan tidak ada bentuk perhatian yang diberikan oleh pemerintah daerah buat para pedagang.

"Kita dihadapkan langsung dengan pengembang, dia (Pihak pengembangan) memang memfasilitasi sih untuk ditemukan tapi tidak ada jalan titik tengah. Dan ini terjadi dari tahun 2010 sampai saat ini. Jadi nasib ini pasar terkatung-katung, yang dirugikan siapa? Jelas pedagang. Bayar retribusi tapi tidak ada perhatian yang dikembalikan oleh Pemda buat para pedagang," terangnya.

Saat Pilkada lalu, kata Kartika, para pedagang di sini memilih Bapak Rahmat Effendi (Yang akrab disapa Pepen), karena kami menilai program dia bagus dipaparkan bagus otomatis kita kan pilih dia, karena kita juga punya kepentingan.

"Harga terjangkau, nasib warga pedagang diperhatikan oleh Pemerintah Daerah, namum faktanya saat ini, wassalam deh," paparnya.

Disinggung soal penarikan retribusi, Kartika menjelaskan kalau perhari pedagang mengeluarkan sebesar Rp 9000.

"Rp 4000 pungutan retribusi Pemda, Rp 2000 buat kebersihan, dan keamanan. Total pedagang di sana kalau resminya itu ada 350 pedagang, pedagang musiman itu ada kurang lebih ada 25 pedagang. Bicara keberatan atas pungutan yang ada pasti keberatan, karena tidak sebanding dengan sentuhan yang diberikan buat pedagang. Banyak kios yang tidak layak, kalau hujan banjir," bebernya.

Di tempat yang sama, Kaswar, salah seorang pedagang ikan asin turut menjelaskan kalau dulu retribusi pakai karcis sekarang malah enggak.

"Pungutan keamanan Rp 2000, Listrik Rp 1000, sampah Rp 2000, Rp 4000 buat retribusi pasar. Jadi sehari total Rp 9000 yang dikeluarkan para pedagang di sini," pungkasnya.

BERITA TERKAIT :