Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Secuil Tulisan yang Ditemukan di Facebook, jadi Ungkapan Terakhir Ibunda Rozian

NURUDIN | Senin, 09 September 2019
Secuil Tulisan yang Ditemukan di Facebook, jadi Ungkapan Terakhir Ibunda Rozian
Ibunda M. Rozian santri Ponpes Husnul Khotimah, Kuningan yang tewas tertusuk preman bertato
-

RADAR NONSTOP - Dengan bersimbah darah, bayi itu datang ke pelukan ibunda. Sang bunda mendekapnya erat penuh cinta. Butiran bening di ujung matanya pecah menjadi air yang menetesi pipi.

Dia berbisik ke telinga anaknya dengan haru, "Selamat datang, Anakku..."

Mohammad Rozian, itulah nama yang diberikan untuk si bayi. Seorang anak laki-laki yang sehat. Sangat menggemaskan. Pipinya montok dan bibirnya mungil. Siapapun yang melihatnya pasti ingin mencium pipi montok yang kemerahan itu.

Seiring waktu yang berjalan cepat, Rozian tumbuh dan sudah pandai mengaji. Mendengarnya melantunkan ayat-ayat suci membuat hati kedua orang tuanya merasa damai dan bahagia.

Ketika umurnya sudah mencukupi, Rozian pun berhasil masuk menimba ilmu agama di Pesantren Husnul Khotimah di Kuningan.

Sang Ibu pun ikhlas harus berpisah dengan Rozian, karena keluarga mereka menetap di Banjarmasin.

Sampai ketika malam itu tiba

Rozian duduk di tepi jalan yang ramai, menunggu kedatangan ibunya dari Banjarmasin.

Tiba-tiba datanglah dua orang remaja bertatto menghampiri. Salah satunya bertanya apakah Rozian pelaku pemukulan terhadap temannya.

Tentu saja Rozian tidak tahu. Dia hanya berada di sana untuk menunggu ibunya. Hampir seluruh waktunya dihabiskan di pondok.

Lalu dalam sekejap mata sebuah pisau menancap di dada Rozian.
Kedua remaja bertatto itu pun lari meninggalkan Rozian yang tersungkur.

Simbahan darahnya membasahi trotoar.

Beberapa saat kemudian, ibu Rozian pun datang. Sekali lagi, Rozian berada di pelukan ibunya dalam keadaan bersimbah darah. Seperti 17 tahun yang lalu.

Ketika Sang Ibu mendekapnya erat penuh cinta. Ketika butiran bening di ujung matanya pecah menjadi air yang menetesi pipi.

Tapi kali ini bisikannya lirih, "Selamat jalan, Nak..," isaknya.

Kami ikut berduka cita atas meninggalnya Mohammad Rozian dan semua pelajar-pelajar harapan bangsa di Indonesia yang harus tewas akibat keganasan orang-orang liar di negara ini.

Semoga keluarga yang mereka tinggalkan diberi ketabahan.

Insya Allah Rozian meninggal dalam keadaan yang sama dengan nama pesantren tempatnya menimba ilmu, husnul khotimah. 

BERITA TERKAIT :