Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Keturunan Dinasti Mataram dan Haul Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo

Burhani | Minggu, 11 Agustus 2019
Keturunan Dinasti Mataram dan Haul Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo
Haul keturunan dinasti Mataram.
-

RADAR NONSTOP - Keturunan dinasti Mataram Kraton Kasunanan Surakarta yang dimotori Lembaga Dewan Adat (LDA) menggelar tahlil. Hal ini untuk memperingati wafatnya Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo di Masjid Agung Solo. 

Saat ini Kraton Kasunan Surakarta sedang mencari tahun dan  tanggal Masehi terkait Surud Dalem Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo. 

Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Kraton Kasunanan Surakarta, GKR Wandansari Koes Moertiyah mengatakan sampaikan saat ini keturunan Sultan Agung sedang dicari tahu waktu meninggalnya sesuai penanggalan tahun Masehi. 

BERITA TERKAIT :
Bahlil Paksa Mundur Putri Akbar Tanjung (Sekar), Ada Agenda Besar Di Kampung Jokowi Nih?
Gibran Mundur Dari Wali Kota Solo, Mau Menetap Di Jakarta

"Pas seda, surudnya (wafat) pada tanggal 2 Sapar. Dan ini sedang kita cari di Masehinya," jelas Gusti Moeng yang juga putri dari Raja Kraton Solo, Pakubuwono XII, pada Radar Nonstop.co, (Rakyat Merdeka Grup), Sabtu (10/8/2018). 

Acara tahlilan ini di gelar di Masjid Agung Solo, diadakan khusus untuk memperingati wafatnya Sinuwun Sultan Agung Hanyokrokusumo. 

"Acara tahlilan ini juga kita persiapkan untuk mengadakan haul (peringatan hari kematian) Sinuwun Sultan Agung Hanyokrokusumo," imbuhnya. 

Diharapkan nantinya pelaksanaan haul Sultan Agung bisa dihadiri semua sentono abdi dalem maupun masyarakat Solo dan juga pokoso dari berbagai penjuru wilayah.

"Ya ibaratnya kita nglumpuke balung pisah," imbuhnya. 

Kedepannya acara haul ini akan dilaksanakan rutin, dan akan menjadi acara tahunan. Sebagai pemilik dinasti Mataram harus mulai untuk menyampaikan karena saat ini masyarakat banyak yang tidak memahami asal usul mereka hidup di dunia ini ada di garis keturunan. 

Ditambahkan Gusti Moeng, masyarakat Jawa punya penanggalan, punya bahasa dan punya huruf (Jawa) dan selebihnya punya cikal bakal yang masih bisa untuk pijakan untuk bermasyarakat yaitu adat istiadat yang masih pertahankan sampai sekarang. 

"Insya Allah untuk haul ini akan terus berlanjut. Kondisinya kini  memprihatinkan bagi kita untuk kembali mengingatkan kowe kui wong Jowo dudu ngendi-ngendi," pungkasnya.

#Solo   #Kraton   #Mataram